10 October 2018

[Resensi] Origin


Robert Langdon, Harvard professor of symbology, arrives at the ultramodern Guggenheim Museum Bilbao to attend the unveiling of a discovery that “will change the face of science forever.” The evening’s host is Edmond Kirsch, a forty-year-old billionaire and futurist, and one of Langdon’s first students.

But the meticulously orchestrated evening suddenly erupts into chaos, and Kirsch’s precious discovery teeters on the brink of being lost. Facing an imminent threat, Langdon is forced to flee in the company of Ambra Vidal, the elegant museum director. They travel to Barcelona on a perilous quest to locate a cryptic password that will unlock Kirsch’s secret.

Navigating the dark corridors of hidden history and extreme religion, Langdon and Vidal must evade an enemy whose all-knowing power seems to emanate from Spain’s Royal Palace. They uncover clues that ultimately bring them face-to-face with Kirsch’s shocking discovery ... and the breathaking truth that has long eluded us.

novel origin, novel origin dan brown, novel dan brown, origin dan brown, novel best seller, dan brown origin, dan brown


Penulis: Dan Brown

Penerbit: Anchor Books

ISBN: 978-1-4000-7916-2

Edmond Kirsch bertemu dengan tiga pemuka agama, Rabbi Koves, Bishop Valdespino dan Allamah Syed al-Fadl, di satu tempat rahasia di Spanyol. Dia memberikan informasi yang sangat rahasia, berhubungan dengan masa depan seluruh umat manusia. Edmond mengatakan bahwa dia akan mengabarkan informasi ini kepada dunia dalam waktu dekat.

Robert Langdon menerima undangan dari Edmond, salah satu muridnya di Harvard, untuk menghadiri event yang diadakan di Guggenheim Museum di Bilbao. Setiap tamu yang datang ke event ini akan dipandu oleh para pemandu melalui earphone. Robert Langdong dipandu oleh Winston, mengelilingi museum untuk melihat beberapa karya sebelum dimulainya acara.

Acara ini tidak hanya akan disaksikan oleh para tamu undangan, tapi juga disiarkan secara langsung ke seluruh dunia. Penemuan penting dalam dunia science yang akan menjelaskan darimana kita berasal dan kemana kita akan pergi.

Acara dibuka oleh direktur Guggenheim Museum yaitu Ambra Vidal, seorang artis dan tunangan Pangeran Julian, calon pemimpin kerajaan Spanyol. Robert Langdong pun diamanatkan untuk memberi sambutan pada acara tersebut.

Tiba saatnya bagi Edmond untuk menjelaskan penemuannya. Informasi yang bisa mengubah pemahaman manusia tentang asal-usul makhluk hidup. Tapi acara terhenti ketika sebuah peluru tertuju ke arahnya. Seketika suasana menjadi kacau. Ambra Vidal kaget dengan peristiwa itu. Semua tamu yang hadir di acara ini dipilih olehnya. Tapi ada satu tamu yang dia tambahkan di detik-detik terakhir sebelum dimulainya acara, atas rekomendasi dari tunangannya.

Ambra Vidal sudah mempersiapkan acara ini bersama Edmond beberapa hari terakhir, dan dia tahu apa yang harus dilakukannya untuk menyelesaikan presentasi Edmond yang terputus. Bersama Robert Langdon, mereka memutuskan untuk mencari password yang digunakan untuk membuka server komputer Edmond, dan memutar presentasi utama yang sudah disiapkan Edmond.

Tentu saja rencana ini tidak semudah yang diperkirakan. Mereka harus menemukan password yang tepat di antara beberapa kemungkinan yang ada. Pembunuh Edmond masih belum tertangkap, dan dia pun memburu Ambra dan Robert. Sudah bisa kebayang kan tegangnya.

Seperti buku-buku Dan Brown lainnya, dia selalu memberikan inti permasalahan di bagian awal cerita. Lalu bagian-bagian berikutnya akan penuh dengan aksi-aksi yang menegangkan dari sang tokoh utama, Robert Langdon.

Cerita kali ini memang berhubungan dengan agama. Edmond menemukan informasi tentang asal muasal makhluk hidup, terutama manusia, dan apa yang akan terjadi kepada manusia di masa depan. Untuk umat beragama, pertanyaan ini sudah jelas jawabannya, tapi bagi scientist seperti Edmond, dia harus benar-benar melihat dengan matanya sendiri baru dia bisa yakin. Dan hal inilah yang membuat para pemuka agama tidak setuju untuk menyebarkan informasi ini ke dunia.

Banyak timbul dugaan siapa sebenarnya dalang dari pembunuhan Edmond. Di dalam buku juga sudah diberikan beberapa tersangka yang mungkin melakukannya, tapi otak dibalik semua kejadian ini benar-benar tidak disangka-sangka.

Dan Brown sangat pandai menggabungkan antara cerita fiksi dengan kejadian-kejadian yang nyata, sampai pembaca akan merasa kalau cerita ini seperti kisah sebenarnya. Kadang-kadang sambil membaca buku, aku suka sambil browsing di internet, cuma mau tahu tempat ini ada gak sih, atau karya ini asli gak sih.

Cerita perjuangan Robert Langdon memecahkan misteri pasti selalu menegangkan, membuat pembaca ikut dag dig dug mengikuti alur cerita. Tak heran kalau buku-buku karya Dan Brown memang cocok untuk diangkat ke layar lebar. Tapi kenapa kalau menonton filmnya jadi kurang terasa tegangnya ya? Bahkan kadang-kadang ceritanya tidak lengkap.

Buku-buku Dan Brown memang selalu menjadi incara para penikmat buku, termasuk aku. Karena aku memang suka dengan genre cerita seperti ini. Bikin susah berhenti membaca. Kalau kamu gimana? Buku Dan Brown mana yang kamu suka?

Happy  reading ^^

post signature




No comments:

Post a Comment

enjoy your reading and don't forget to leave comment here