Robert Langdon, Harvard professor of symbology, arrives at
the ultramodern Guggenheim Museum Bilbao to attend the unveiling of a discovery
that “will change the face of science forever.” The evening’s host is Edmond
Kirsch, a forty-year-old billionaire and futurist, and one of Langdon’s first
students.
But the meticulously orchestrated evening suddenly erupts
into chaos, and Kirsch’s precious discovery teeters on the brink of being lost.
Facing an imminent threat, Langdon is forced to flee in the company of Ambra
Vidal, the elegant museum director. They travel to Barcelona on a perilous
quest to locate a cryptic password that will unlock Kirsch’s secret.
Navigating the dark corridors of hidden history and extreme
religion, Langdon and Vidal must evade an enemy whose all-knowing power seems
to emanate from Spain’s Royal Palace. They uncover clues that ultimately bring
them face-to-face with Kirsch’s shocking discovery ... and the breathaking
truth that has long eluded us.
Penulis: Dan Brown
Penerbit: Anchor Books
ISBN: 978-1-4000-7916-2
Edmond Kirsch bertemu dengan tiga pemuka agama, Rabbi Koves,
Bishop Valdespino dan Allamah Syed al-Fadl, di satu tempat rahasia di Spanyol.
Dia memberikan informasi yang sangat rahasia, berhubungan dengan masa depan
seluruh umat manusia. Edmond mengatakan bahwa dia akan mengabarkan informasi
ini kepada dunia dalam waktu dekat.
Robert Langdon menerima undangan dari Edmond, salah satu
muridnya di Harvard, untuk menghadiri event yang diadakan di Guggenheim Museum
di Bilbao. Setiap tamu yang datang ke event ini akan dipandu oleh para pemandu
melalui earphone. Robert Langdong dipandu oleh Winston, mengelilingi museum
untuk melihat beberapa karya sebelum dimulainya acara.
Acara ini tidak hanya akan disaksikan oleh para tamu
undangan, tapi juga disiarkan secara langsung ke seluruh dunia. Penemuan
penting dalam dunia science yang akan menjelaskan darimana kita berasal dan
kemana kita akan pergi.
Acara dibuka oleh direktur Guggenheim Museum yaitu Ambra
Vidal, seorang artis dan tunangan Pangeran Julian, calon pemimpin kerajaan
Spanyol. Robert Langdong pun diamanatkan untuk memberi sambutan pada acara
tersebut.
Tiba saatnya bagi Edmond untuk menjelaskan penemuannya.
Informasi yang bisa mengubah pemahaman manusia tentang asal-usul makhluk hidup.
Tapi acara terhenti ketika sebuah peluru tertuju ke arahnya. Seketika suasana
menjadi kacau. Ambra Vidal kaget dengan peristiwa itu. Semua tamu yang hadir di
acara ini dipilih olehnya. Tapi ada satu tamu yang dia tambahkan di detik-detik
terakhir sebelum dimulainya acara, atas rekomendasi dari tunangannya.
Ambra Vidal sudah mempersiapkan acara ini bersama Edmond
beberapa hari terakhir, dan dia tahu apa yang harus dilakukannya untuk
menyelesaikan presentasi Edmond yang terputus. Bersama Robert Langdon, mereka
memutuskan untuk mencari password yang digunakan untuk membuka server komputer
Edmond, dan memutar presentasi utama yang sudah disiapkan Edmond.
Tentu saja rencana ini tidak semudah yang diperkirakan. Mereka harus menemukan password yang tepat di antara beberapa kemungkinan yang ada. Pembunuh Edmond masih belum tertangkap, dan dia pun memburu Ambra dan Robert. Sudah bisa kebayang kan tegangnya.
Seperti buku-buku Dan Brown lainnya, dia selalu memberikan
inti permasalahan di bagian awal cerita. Lalu bagian-bagian berikutnya akan
penuh dengan aksi-aksi yang menegangkan dari sang tokoh utama, Robert Langdon.
Cerita kali ini memang berhubungan dengan agama. Edmond
menemukan informasi tentang asal muasal makhluk hidup, terutama manusia, dan
apa yang akan terjadi kepada manusia di masa depan. Untuk umat beragama,
pertanyaan ini sudah jelas jawabannya, tapi bagi scientist seperti Edmond, dia
harus benar-benar melihat dengan matanya sendiri baru dia bisa yakin. Dan hal
inilah yang membuat para pemuka agama tidak setuju untuk menyebarkan informasi
ini ke dunia.
Banyak timbul dugaan siapa sebenarnya dalang dari pembunuhan
Edmond. Di dalam buku juga sudah diberikan beberapa tersangka yang mungkin
melakukannya, tapi otak dibalik semua kejadian ini benar-benar tidak
disangka-sangka.
Dan Brown sangat pandai menggabungkan antara cerita fiksi
dengan kejadian-kejadian yang nyata, sampai pembaca akan merasa kalau cerita
ini seperti kisah sebenarnya. Kadang-kadang sambil membaca buku, aku suka
sambil browsing di internet, cuma mau tahu tempat ini ada gak sih, atau karya
ini asli gak sih.
Cerita perjuangan Robert Langdon memecahkan misteri pasti
selalu menegangkan, membuat pembaca ikut dag dig dug mengikuti alur cerita. Tak
heran kalau buku-buku karya Dan Brown memang cocok untuk diangkat ke layar
lebar. Tapi kenapa kalau menonton filmnya jadi kurang terasa tegangnya ya?
Bahkan kadang-kadang ceritanya tidak lengkap.
Buku-buku Dan Brown memang selalu menjadi incara para
penikmat buku, termasuk aku. Karena aku memang suka dengan genre cerita seperti
ini. Bikin susah berhenti membaca. Kalau kamu gimana? Buku Dan Brown mana yang
kamu suka?
Happy reading ^^
No comments:
Post a Comment
enjoy your reading and don't forget to leave comment here