17 December 2018

[Resensi} Ceros dan Batozar


Awalnya kami hanya mengikuti karyawisata biasa seperti murid-murid sekolah lain. Hingga Ali, dengan kegeniusan dan keisengannya, memutuskan menyelidiki sebuah ruangan kuno. Kami tiba di bagian dunia paralel lainnya, menemui petarung kuat, mendapat kekuatan baru serta teknik-teknik menakjubkan. Dunia paralel ternyata sangat luas, dengan begitu banyak orang hebat di dalamnya.

novel ceros dan batozar, ceros dan batozar, novel tere liye, tere liye buku, buku tere liye, novel tere liye terbaru, novel karya tere liye



Penulis: Tere Liye

Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama

Cetakan ketiga: Juli 2018

Tebal: 376 halaman

ISBN: 9786020385914

Raib, Ali dan Seli mengikuti kegiatan karyawisata dari sekolah mereka mengunjungi salah satu bangunan bersejarah. Bu Ati, guru sejarah mereka, menerangkan tentang bangunan bersejarah tersebut. Tapi tiba-tiba Ali menghilang.

Raib dan Seli menemukan Ali yang sedang memperhatikan sensor dunia paralel miliknya. Walaupun Miss Selena sudah melarang mereka untuk menggunakan teknologi klan dunia paralel, tapi Ali sepertinya tidak perduli. Dia selalu membawa peralatan canggihnya kemana pun dia pergi.

Sensor itu mendeteksi ada aktivitas dunia paralel dalam bangunan bersejarah itu, tepatnya di bawah bangunan bersejarah. Sensor itu menunjukkan skala 10, ada kekuatan yang sangat besar di situ. Seperti biasa, Ali tidak ingin melewatkan hal-hal yang berhubungan dengan dunia paralel, dan mau tidak mau Raib dan Seli pun harus ikut serta.

Mereka memutuskan untuk mencari tahu apa yang dideteksi oleh sensor itu. Mereka harus masuk ke dalam banguna bersejarah dengan menggunakan ILY. Iya, sebenarnya ILY pun ada di lokasi ini, dengan mode tidak terlihat.

Mereka menemukan pintu masuk yang berupa lorong-lorong seperti di Klan Bintang, dan pintu yang terdekat berada di dasar lautan. Sebenarnya ILY sudah memperingatkan mereka untuk tidak masuk ke sana, tapi bukan Ali namanya kalau mudah menyerah begitu saja.

Mereka terbang melintasi lorong dan sampai di pintu gerbang yang di kanan kirinya terdapat patung besar berbentuk manusia dengan kepala berbentuk badak bercula empat. Mereka ragu-ragu untuk melewati patung itu, takut kalau tiba-tiba patung itu bergerak dan menyerang mereka. Tapi tidak terjadi apa-apa ketika mereka melewatinya.

Mereka sampai di ruangan besar, dan sebentar lagi matahari terbenam. Indahnya sunset mengalihkan perhatian mereka sejenak. Dan ketika matahari benar-benar hilang, mereka diserang. ILY terpelanting jauh. Mereka berusaha melawan, tapi kekuatan penyerang mereka benar-benar kuat, mereka memiliki teknik semua klan. Bahkan ketika ILY dalam mode menghilang pun tetap bisa diketahui.

Ketika mereka bisa melihat siapa penyerang mereka, mereka kaget karena diserang oleh manusia dengan kepala berbentuk badak, sama seperti patung yang mereka lihat tadi. Dan monster itu bukan satu, tapi dua. Mereka bertarung sekuat tenaga, tapi apa pun yang mereka lakukan, monster itu tetap lebih kuat dari mereka. Mereka bertarung hingga lelah, tak terasa matahari sudah akan terbit. Mereka sudah tidak kuat lagi, dan pasrah terhadap nasib mereka. Monster itu sudah mendekat dan akan menyerang mereka, tapi anehnya tidak terjadi apa-apa.

Sebagai gantinya, dua orang laki-laki berlari mendekati mereka, memeriksa keadaan mereka, dan membawa mereka ke tempat yang lebih aman. Kemana perginya monster badak itu? Dan siapa dua orang laki-laki kembar ini?

Buku ini disebut sebagai buku ke 4.5 dari seri petualangan Raib, Ali dan Seli. Kenapa disebut 4.5? Karena petualangan di buku ini hanya petualangan mini. Inti dari buku ini sebenarnya ingin memperkenalkan dua tokoh baru, yaitu Ceros dan Batozar, yang sepertinya juga akan muncul di seri petualangan berikutnya.

Petualangan kali ini juga tidak terjadi di Klan Bulan, Klan Matahari atau pun Klan Bintang, tapi terjadi di Bumi. Jadi Raib, Ali dan Seli tidak harus melewati portal menuju dunia paralel untuk bertemu dengan dua tokoh ini.

Walaupun hanya petualangan mini, tapi ceritanya tetap seru seperti petualangan lainnya. Membuat pembaca ikut terbawa emosi membaca cerita di buku ini.

Cerita ini lebih membuat sedih menurutku, terutama ketka Ali memutuskan untuk tinggal di ruang paralel agar Raib dan Seli bisa pulang ke permukaan. Membayangkan berpisah dengan sahabat yang selalu bersama-sama dalam berbagai petualangan. Dan sepertinya bakalan ada kisah asmara di cerita berikutnya.

Membaca cerita ini tidak terlalu menegangkan seperti petualangan lainnya, karena ceritanya hanya sebentar dan cepat selesai.

Tere Liye masih menggambarkan ruang paralel yang menakjubkan, membuat pembaca bisa memberikan imajinasi yang berbeda-beda. Dan ada satu yang membuatku ingin punya barang dari dunia paralel, baju Klan Bulan. Baju ini bisa berubah sesuai keinginan pemiliknya, cari saja contoh baju yang disukai di televisi atau majalah fashion, lalu baju itu akan berubah. Praktis. Tidak perlu beli banyak baju, cukup satu dan bisa punya semua model baju.

Aku jadi penasaran dengan lanjutan petualangan Raib, Ali dan Seli. Kira-kira ke mana mereka akan pergi bertualang? Penasaran ya.

Happy reading ^^

post signature

No comments:

Post a Comment

enjoy your reading and don't forget to leave comment here