Walaupun sudah susah payah merapikan rumah, apakah
kertas-kertas terus saja bertumpuk dan pakaian harus terus Anda jejal-jejalkan
di lemari? Kenapa kita tidak bisa menjaga kerapian rumah?
Marie Kondo memperkenalkan metode merapikan yang ampuh tiada
duanya, KonMari. Keampuhan metode yang kini semakin marak diterapkan di Jepang
dan telah dikemas dalam program televisi laris, “Tidy Up with KonMari!” ini,
telah menular ke seluruh dunia. Saking ampuhnya, tak seorang pun klien Kondo
kemali ke kebiasaan berantakan (dan calon kliennya harus masuk daftar tunggu
selama tiga bulan).
Penulis : Marie Kondo
Penerjemah: Reni Indardini
Penerbit: PT Bentang Pustaka
ISBN : 9786022912446
Marie Kondo sudah suka berbenah sejak kecil, dia merasakan
sesuatu yang beda ketika melihat kamarnya rapi dan memutuskan untuk
menekuninya. Berbagai macam cara berbenah sudah pernah dia coba, pada awalnya
dia merasa sudah melakukannya dengan benar, tetapi lama kelamaan
barang-barangnya kembali berantakan. Apa pun metode yang dicobanya, hasilnya
selalu sama. Karena itu Kondo mencoba menciptakan metode berbenah sendiri, yang
membuat barang-barang tidak akan kembali berantakan.
Berbenah itu seharusnya dilakukan dalam satu waktu saja,
tidak perlu lama-lama. Lakukan sekali saja, jadi tidak perlu berbenah setiap
hari yang tentunya akan menyita waktu. Kondo memberikan tahapan-tahapan barang
yang harus dipilah, dimulai dari pakaian, buku, kertas, pernak-pernik dan
barang kenang-kenangan.
Berbenah dengan metode KonMari ini harus dilakukan sesuai
urutan kategori, karena Kondo sudah memikirkan dengan matang apa-apa saja yang
harus dibenahi, dan urutan ini adalah dari yang termudah sampai yang tersulit.
Jangan memulai dari barang kenang-kenangan, karena ini adalah kategori yang
paling sulit. Memilah barang kenang-kenangan pasti memerlukan waktu yang lama
dan sering membuat kita tidak tega untuk membuangnya.
Bagaimana cara memilah barang-barang yang kita miliki? Kondo
menjelaskan dengan sangat detil di bukunya, tapi inti dari metode berbenah ala
KonMari ini yaitu, simpan semua barang yang benar-benar kita suka, yang membuat
kita bahagia dan buang sisanya.
Jadi Kondo menyarankan ketika kita berbenah, sebaiknya
lakukan sendiri, jangan sampai ada yang merecoki, karena kita akan terpengaruh
oleh pendapat orang lain. Jangan perdulikan apa yang dibilang orang, walaupun
barang yang kita simpan mungkin tidak biasa dan agak aneh, asal barang tersebut
benar-benar kita sukai dan membuat kita bahagia, simpan saja.
Marie Kondo memiliki banya klien, dengan karakter yang berbeda-beda. Dan semua kliennya bisa berbenah dengan teknik ini, berarti teknik ini bisa diterapkan oleh siapa saja. Karena memang Kondo sudah melakukan survey dan berbagai macam trial and error untuk sampai pada metode berbenah ini.
Marie Kondo memiliki banya klien, dengan karakter yang berbeda-beda. Dan semua kliennya bisa berbenah dengan teknik ini, berarti teknik ini bisa diterapkan oleh siapa saja. Karena memang Kondo sudah melakukan survey dan berbagai macam trial and error untuk sampai pada metode berbenah ini.
Aku termasuk orang yang suka organizing, aku suka melihat
barang-barang tertata pada tempatnya. Walaupun memang setelah beberes gak berapa
lama pasti berantakan lagi, apalagi dengan dua orang anak laki-laki rumahku
selalu berantakan hehehe. Pertama kali dengar ada buku berbenah KonMari ini,
aku semangat sekali ingin membaca.
Keluargaku terdiri dari 4 orang, berarti barang-barang yang
aku punya juga banyak. Kebetulan kami baru pindah, jadi barang-barang yang ada
sekarang masih barang-barang yang benar-benar kami
butuhkan. Tapi tidak menutup kemungkinan jumlah barang-barang itu akan terus
bertambah. Apalagi kalau punya anak-anak, mereka akan tambah besar dan
baju-baju mereka harus diganti menyesuaikan ukuran tubuh, jadi baju-baju lama
pasti menumpuk kan.
Jadi bisa dibayangkan ya berapa banyak barang yang bakalan
numpuk gak terpakai. Nah di buku KonMari ini, dia memberikan solusi buat
barang-barang yang sudah tidak terpakai itu. Jadi pilih barang-barang yang
benar-benar disukai untuk disimpan. Kalau suka tapi jarang dipakai, buang aja. Kalau
suka tapi kekecilan, siapa tau nanti bakalan kurus lagi dan bisa dipakai, tetep
buang aja. Karena kalimat “siapa tau nanti gini, siapa tau nanti gitu”
rata-rata cuma wacana, dan gak bakalan pernah dipakai lagi.
Jadi sortir semua barang-barang yang dipunya, sisakan yang
benar-benar disukai dan dibutuhkan. Tapi kendalanya nih, menyortir barang
kepunyaan orang lain, misalnya suami atau anak. Aku sih orangnya tega kalau
harus membuang barang yang udah tidak diperlukan, daripada menuh-menuhin
lemari, mending dibuang atau diberikan kepada orang yang lebih membutuhkan. Tapi kalau
suami atau anakku belum tentu, jadi ya lemari tetep aja penuh.
Baju sudah di sortir nih, sudah berkurang, tapi terus beli
baju baru lagi, ya numpuk lagi deh. Apalagi kalau ada diskonan, udah deh kalap.
Iya kan? Di buku ini, KonMari juga mengajarkan bagaimana kita menghargai barang
yang kita miliki, membuatnya menjadi ‘hidup’. Kita akan merasa memiliki
hubungan dekat dengan barang-barang yang kita miliki dan membuat kita merasa
sudah cukup hanya dengan memiliki barang-barang tersebut. Jadi tidak ada
keinginan untuk membeli barang lainnya. Bisa sekalian irit ya.
Kalau ingin berhasil dengan metode KonMari ini, harus
dipraktekkan ya. Jadi aku sudah praktek belum? Sudah. Gimana hasilnya? Lebih rapi dari sebelumnya. Kalau buka lemari baju, sudah lega karena semua masih tersusun rapi, walaupun jumlahnya masih berlebihan menurutku.
Kamu punya masalah berbenah gak di rumah? Sudah sering dirapikan tapi kok berantakan terus? Atau kamu punya banyak sekali barang sampai bingung menyimpannya? Kalau iya mungkin
kamu juga perlu baca buku ini, kamu pasti bakalan senang dengan pencapaian dan
hasil yang kamu dapat.
Read happily ^^
Saya pernah tuh beres2 dengan membuang barang2 yg kira2 sdh tdk penting dan jarang digunakan. Eh, habis itu kepikiran dong sampai berbulan2. Nyesel gitu, ih coba gak dibuang ya... kan sayang... masih bagus... dan penyesalan2 semacamnya😂 kayaknya saya musti beli buku ini😊
ReplyDeleteiya juga sih, takutnya nyesel nantinya, berarti harusnya barang itu jangan dibuang
Deletebuku marie kondo ini jadi mengajarkan kita biar gak mubazir ya mba..
ReplyDeleteiya, gak mubazir, lebih irit, hidup seadanya, jadi lebih positif ya ^^
DeleteSuami ku juga gitu mbaak gak suka buang barang kalau akunya ngerasa barangnya udah gak berguna d rumah mending kasih orang trus baru buang hehehe
ReplyDeletekayaknya suami kita harus baca buku ini ya hehehe
Delete