05 February 2018

[Resensi] 1Q84 Part 1


Sekarang tahun 1Q84. Ini adalah dunia sejati, tak ada keraguan akan hal itu. Tapi di dunia ini, ada dua bulan menggantung di langit. Di dunia ini, takdir dua manusia, Tengo dan Aomame berkelindan erat.

Masing-masing dengan caranya sendiri terlibat dalam sesuatu yang mengundang bahaya. Dan di dunia ini, tampaknya tak ada cara untuk menyelamatkan keduanya. Sesuatu yang dahsyat sedang bergerak.

novel 1Q84, novel Haruki Murakami, Haruki Murakami, 1Q84 part 1, 1Q84 jilid 1, resensi novel Haruki Murakami, resensi novel 1Q84



Penulis: Haruki Murakami

Penerjemah: Ribeka Ota

Penerbit: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)

ISBN: 978-602-424-005-9

Aomame, yang berarti kacang polong dalam bahasa Jepang, memang jarang digunakan sebagai nama. Tapi memang itulah namanya A-O-MA-ME. Setiap orang yang mendengar namanya pasti akan terheran-heran, atau bahkan tertawa geli. Bahkan ada yang salah menyebut Edamame atau Soramame.

Aomame berasal dari keluarga komune agama yang taat, yang diyakini Aomame bahwa ajaran mereka salah. Waktu kecil dia harus mengikuti kedua orang tuanya menyabarkan brosur keagamaan. Karena itu Aomame tidak pernah memiliki teman.

Satu-satunya teman yang dimilikinya meninggal bunuh diri, hanya karena kebodohannya memilih pendamping hidup. Hidupnya setelah menikah sangat tersiksa dan akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Amomame yang mengetahui hal itu sangat marah dan membunuh suami temannya. Sejak itu dia sering dimintai tolong untuk mengirim nyawa seseorang ke alam baka, tapi tidak sembarang orang, hanya mereka yang berlaku tidak baik terhadap istri-istrinya.

Seperti saat ini, dia rela menuruni tangga darurat dari jalan tol yang macet menuju stasiun terdekat, hanya untuk memenuhi kewajibannya menghabisi nyawa seorang pria yang sering menyiksa istrinya. Dia bisa menghabisi nyawa seseorang hanya dengan menusuk titik tertentu di tengkuknya, maka orang tersebut akan mati seketka. Kematian yang cepat dan tidak terdeteksi, seperti terkena serangan jantung. Aomame ahli dalam hal ini.

Belakangan ini Aomame merasakan keganjilan, banyak hal-hal yang berubah tetapi dia tidak ingat kapan persisnya hal itu terjadi. Padalah dia adalah orang yang teliti, selalu membaca setiap sudut surat kabar dengan seksama. Tidak ada yang dia lewatkan, pasti dia akan ingat kalau terjadi sesuatu.

Aomame menyimpulkan bahwa dia berada di dunia lain, dunia paralel, dunia yang tampaknya sama dengan dunia yang biasa tapi sebenarnya berbeda. Maka dia menamai dunia yang baru ini 1Q84. Di dunia baru ini Aomame juga menyadari bahwa ada dua buah bulan menggantung di langit setiap malam.

Tengo suka menulis cerita, tapi semua cerita yang ditulisnya pasti selalu ada kekurangan. Dia selalu ikut kompetisi menulis, ceritanya selalu masuk lima besar, tapi tidak pernah menjadi pemenang. Komatsu, editor yang selalu memberinya pekerjaan, meminta Tengo untuk menulis ulang novel Kepompong Udara. Novel ini sebenarnya menarik, tetapi kata-katanya kurang bagus dan berantakan.

Komatsu mempertemukan Tengo dengan Fuka Eri, pengarang novel Kepompong Udara yang masih berusia 17 tahun. Ternyata cara dia menulis novel sama dengan caranya berbicara. Singkat dan tanpa intonasi, sehingga Tengo harus menerka apakah itu pertanyaan atau pernyataan.

Semakin lama Tengo akhirnya mengetahui masa lalu Fuka Eri, yang ternyata masih berhubungan dengan novel Kepompong Udara. Masa lalu Fuka Eri yang pernah tinggal di komune bernama Sakigake. Entah apa yang dialami Fuka Eri di komune tersebut, yang jelas setelah dia kabur dari komune itu, dia seperti kehilangan kata-kata, dan tidak bisa bicara. Kedua orang tua Fuka Eri di komune tidak pernah diketahui lagi kabarnya.

Novel yang ditulis ulang oleh Tengo menjadi pemenang lomba karya sastra. Hal ini membuat Fuka Eri menjadi terkenal, ditambah pula dengan parasnya yang cantik, novel ini selalu laris di pasaran. Lalu tiba-tiba Fuka Eri menghilang, tidak diketahui keberadaannya. Ada beberapa kemungkinan yang dipikirkan Tengo, mungkin dia diculik oleh komune Sakigake karena menerbitkan novel yang berhubungan dengan komune tersebut.

Buku Haruki Murakami memang selalu menarik untuk dibaca, ceritanya tidak biasa. Di novel 1Q84 ini ada dua tokoh penting, yaitu Aomame dan Tengo. Setiap tokoh diceritakan secara terpisah per-bab. Kalau membaca dari awal, sepertinya memang ini adalah cerita yang berbeda, tapi semakin lama semakin terlihat garis merah yang menghubungkan kedua tokoh ini.

Murakami juga menggambarkan segala sesuatunya dengan detil, sehingga pembaca bisa melihat jelas latar atau tingkah laku dari tokoh-tokoh di buku ini.

Buku ini merupakan jilid 1 dari trilogi 1Q84, jadi cerita di buku ini masih bagian pembukaan dari cerita sebenarnya. Baru perkenalan dengan tokoh-tokoh yang berperan, karena ketika aku selesai membaca, aku belum bisa menyimpulkan apa inti dari cerita ini. Bahkan apa kira-kira yang akan terjadi selanjutnya pun belum bisa diterka.

Hubungan antara dua tokohnya pun masih terlihat samar-samar, apakah mereka berdua akan ditakdirkan bertemu juga belum pasti. Memang benar-benar masih permulaan dari suatu cerita.

Jadi sudah tidak sabar untuk membaca lanjutan cerita ini. Dan di setiap buku karangan Murakami pasti ada adegan vulgar, jadi buku ini khusus untuk dewasa ya.

Happy reading ^^

post signature


No comments:

Post a Comment

enjoy your reading and don't forget to leave comment here